TOPMETRO.NEWS – Stabilkan nilai Rupiah, Bank Indonesia (BI) menggunakan cadangan devisa yang cukup besar. Seperti diketahui, nilai tukar Rupiah tertekan beberapa waktu terakhir lantaran virus corona atau covid-19 yang memicu kepanikan investor di dunia.
Stabilkan Nilai Rupiah untuk Valas
“Sekitar 7 miliar dolar (AS) ini kami gunakan untuk memasok valas di pasar khususnya pada Minggu kedua dan ketiga,” ucap Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia dalam rapat virtual dengan Komisi XI, Rabu (8/4/2020).
Seperti disiarkan okezone, BI mencatat posisi cadangan devisa pada Maret 2020 mencapai 121 miliar dolar AS. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan posisi akhir Februari yang sebesar 130,4 miliar dolar AS.
Posisi Devisa Menurun
Perry mengatakan, ada beberapa penyebab mengapa posisi cadangan devisa pada akhir Maret mengalami penurunan.
BACA ARTIKEL KITA | Untung Ada TNI, Bersama Warga, NKRI Utuh Terjaga
Salah satunya. digunakan untuk membayar utang pemerintah yang jatuh tempo sebesar 2 miliar dolar AS.
“Cadangan devisa kalau akhir Februari ini 130,4 miliar dolar AS, akhir Maret kemarin turun menjadi 121 miliar dolar AS. Ini kenapa turun, karena sekitar 2 miliar dolar AS untuk bulan Maret ini ada utang pemerintah yang jatuh tempo atas nama pemerintah kita gunakan cadangan devisa,” ujarnya.
BACA SELENGKAPNYA | Semua Gegara Corona, Rupiah Babak Belur Dihajar Dolar AS
Seperti diwartakan TOPMETRO.NEWS sebelumnya, Rupiah babak belur, terkena imbas virus Corona.
Setidaknya ini pendapat Ariston Tjendra, Kepala Riset Monex Investindo Futures. Dia memprediksi pergerakan Rupiah pada Kamis (12/3/2020) hari ini bisa melemah terhadap Dolar AS.
Dari dia, sentimen negatif kelihatannya kembali menyambangi pasar keuangan setelah WHO mengumumkan bahwa status wabah virus corona menjadi pandemik dari sebelumnya epidemik. Akibatnya Rupiah babak belur, dihajar Dolar.
“Rupiah hari ini dengan bergerak di kisaran Rp 14.370 – Rp 14.500,” kata Aris dalam riset hariannya.
Reporter | Dpsilalahi
sumber | okezone