Masyarakat Taput Diharap Bersabar, BLT dari Dana Desa Menunggu Proses

BLT menggunakan Dana Desa

topmetro.news – BLT (Bantuan Langsung Tunai) sebagai tanggap Covid-19 untuk masyarakat desa di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara yang akan menggunakan Dana Desa, saat ini sedang diproses.

“Agar kepala desa juga tidak ragu melakukanya, Pemkab sudah membuat payung hukumnya, melalui enam peraturan bupati (perbup). Dan tetap mengacu kepada Surat Edaran Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tentang Desa Tanggap COVID-19. Dan penegasaan Padat Karya Tunai,” kata Sekda Tapanuli Utara Indra Simaremare.

Dijelaskan juga, SE Mendes Tahun 2020 tentang Desa Tanggap COVID-19 dan Penegasan Padat Karya Tunai Desa memiliki maksud untuk memberi acuan kepada desa untuk tanggap COVID-19 dan Padat Karya Tunai di desa dengan menggunakan Dana Desa.

“Maka perbub-nya telah kita sampaikan kepada pemerintah provinsi dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN). Agar proses pencairan dana desa sesegera mungkin dilakukan. Mengingat mendesaknya kebutuhan masyarakat di desa,” sebut Indra, menjawab topmetro.news, Kamis (16/4/2020), di ruang kerjanya di Tarutung.

Penjelasan ini menyusul semakin banyaknya masyarakat di desa yang mendesak, agar pemerintah segera menyalurkan BLT terkait Covid-19.

Sekda juga mengungkapkan, bahwa Pemkab Taput juga bisa merasakan apa yang dirasakan masyarakat di desa saat ini. “Iya, kita bisa merasakan itu. Tetapi kita perlu buat payung hukumnya. Agar kepala desa tidak ragu-ragu. Kemudian petunjuk teknisnya. Soal pelaksanaanya sudah oke. Ada ‘role model’, seperti yang dilakukan pemkab kepada masyarakat kelurahan dalam penyaluran BLT. Maka kita harapkan agar masyarakat di desa bersabar,” urai Indra.

Indikator Penerima BLT

Sekda pun tidak menampik banyaknya cuitan masyarakat di jejaring sosial, agar keluarganya ikut menerima BLT, di tengah makin masifnya Pandemi Corona. “Memang benar, sebab di tengah Pandemi Covid-19 saat ini, angka keluarga tidak mampu (miskin), akan semakin bertambah. Maka kita instruksikan agar kepala desa cermat dalam membuat data penerima bantuan,” tandasnya.

Menurut Sekda, sejumlah indikator naiknya angka keluarga miskin di daerah itu di antaranya, pada data sebelumnya belum masuk di Program Keluarga Harapan (PKH). Kemudian, keluarga yang terdampak covid-19 (timbulnya keluarga miskin baru) dan anak-anak rantau yang pulang kampung.

“Itu menjadi pemicunya. Angkanya pasti naik,” sebutnya.

Seperti diketahui jumlah keluarga miskin di Kabupaten Tapanuli Utara saat ini sebanyak 27.242 kepala keluarga.

reporter | Jan Piter Simorangkir

Related posts

Leave a Comment