Zuraida Benarkan Skenario Pembunuhan Suaminya Seolah Serangan Jantung

Zuraida Hanum

topmetro.news – Jauh berbeda dengan persidangan di Ruang Cakra I (Utama) PN Medan, Jumat (15/5/2020) lalu. Zuraida Hanum (di Rutan Wanita Medan) yang dihadirkan tim JPU dari Kejari Medan secara teleconference sebagai saksi terhadap terdakwa M Reza Fahlevi, Rabu (20/5/2020), lebih kooperatif memberikan keterangan dalam sidang perkara pembunuhan diduga berencana terhadap Hakim PN Medan Jamaluddin.

Di Ruang Cakra 8 PN Medan, Zuraida Hanum (terdakwa pada berkas terpisah) tampak lebih lugas menjawab pertanyaan majelis hakim diketuai Erintuah Damanik, tim JPU dari Kejari Medan dan tim penasihat hukum (PH) terdakwa M Reza Fahlevi M Reza Fahlevi (di Rutan Tanjung Gusta Medan bersama M Jefri Pratama).

Di antaranya ketika JPU Mirza mencecar pertanyaan tentang ada tidaknya Zuraida Hanum membahas rencana pembunuhan terhadap suaminya agar kelihatan seolah terkena serangan jantung beberapa hari sebelum eksekusi, Jumat dini hari (29/11/2019) sekira pukul 01.00 WIB,

“Ada Pak. Di Cafe Town. Saya bersama Jefri (juga terdakwa pada berkas terpisah-red). Sedangkan Reza belakangan datang,” tuturnya.

Demikian halnya saat dikonfrontir dengan keterangan M Reza Fahlevi selaku saksi terhadap terdakwa M Jefri Pratama pada persidangan, Jumat lalu. Mengenai reaksi kaki korban yang sempat meronta-ronta ketika terdakwa dan abangnya (beda ibu) mengeksekusi suami saksi yang tertidur pulas di sisi kanan Zuraida dengan cara membekap hidung dan mulut Jamaluddin menggunakan sarung bantal dan selimut.

Saksi pun mengakui ikut menekan kedua kaki korban yang meronta-ronta dengan kakinya.

Sedangkan mengenai uang Rp2 juta yang diberikan kepada M Reza Fahlevi, lanjutnya, untuk membelikan peralatan di hari H mengeksekusi korban. Yakni helm, sarung tangan, jaket, pakaian dan 2 unit ponsel.

Tujuannya, imbuh Zuraida, agar skenario pembunuhan terhadap korban berjalan mulus. Dan kedua eksekutor tidak dikenali orang lain.

Sakit Hati

Sementara pada persidangan Jumat lalu Zuraida Hanum sempat membuat majelis hakim gerah. Karena berusaha berkelit tentang siapa inisiator pembunuhan, ide pembuangan jenazah berikut mobil Toyota Prado BK 77 HD biasa digunakan Jamaluddin ke PN Medan.

Sembari terisak, Zuraida mengaku sakit hati atas kelakuan korban yang dinikahinya pada tahun 2011 lalu. Sering pulang malam, berhubungan dengan wanita lain. Serta kalimat korban, bagi seorang pria hal biasa istri bisa digonta-ganti.

Pada persidangan lalu, saksi juga membenarkan dirinya yang menjemput kedua ‘eksekutor’. Sesampai di rumah korban di Komplek Royal Monaco Medan Johor, Kamis sore (28/11/2029), M Jefri dam M Reza bersembunyi di lantai III (biasa digunakan untuk menjemur pakaian-red). Menunggu aba-aba miscall dari Zuraida.

Dia juga setelah dicecar majelis hakim rada malu-malu membenarkan tidak ada memberitahukan letak kamar tidurnya (bersama hakim Jamal di lantai II). Sebab sebelum peristiwa pembunuhan (sesuai rekaman CCTV-red), Zuraida bersama M Jefri Pratama beberapa kali sama-sama masuk ke kamar tersebut.

Terdakwa Panik

Fakta terungkap lainnya, Zuraida panik karena melihat ada bekas luka memar pada hidung korban dan mengeluarkan darah. Kedua ‘eksekutor’ pun ikutan panik. Karena pembunuhan tidak sesuai skenario, yakni seolah korban terkena serangan penyakit jantung.

Saksi berwajah jelita itu pun meminta kedua abang beradik tersebut membuang jenazah berikut mobil Toyota Prado hitam biasa digunakan korban dibuang ke arah Berastagi.

‘Rencana B’ Buyar

Bukan hanya ‘Rencana A’ yang buyar. ‘Rencana B’ juga buyar. Karena mendekati daerah Pancurbatu, Kabupaten Deliserdang arus lalu lintas macet dan takut terkena razia petugas lalu lintas.

M Reza yang menuntun di depan dengan menggunakan sepeda motor matic berbelok arah ke Kutalimbaru. Abangnya M Jefri yang mengendarai mobil korban pun ikut dari belakang.

Khawatir warga curiga mengingat hari sudah pagi, M Jefri kemudian mengarahkan mobil matic berisi jasad korban yang tergeletak di lantai belakang jok kemudi ke bibir jurang perkebunan sawit di Desa Sukadame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang. Dia kemudian melompat keluar pintu mobil dan naik ke sepeda motor yang dikendarai adiknya, M Reza Fahlevi.

reporter | Robert Siregar

Related posts

Leave a Comment