Virus Babi Mengganas di Kepulauan Nias, Ternak Bermatian

Masyarakat Kepulauan Nias

topmetro.news – Masyarakat Kepulauan Nias mengadu ke anggota FP Demokrat DPRD Sumut Edward Zega, terkait anjloknya harga karet ke titik terendah, pasca-merebaknya Virus Corona, yang ‘menerjang’ belahan dunia saat ini.

“Masyarakat mengeluh dan menangis, melihat harga karet anjlok ke titik paling rendah, yakni Rp4.000/kg. Padahal sebelum mewabahnya Covid-19, harga karet di Kepulauan Nias tembus ke angka Rp18.000/kg,” ujar Edward Zega kepada wartawan, Rabu (10/6/2020), di DPRD Sumut, usai menggelar kegiatan Reses di Dapil VIII Kepulauan Nias.

Seperti diketahui, ujar Edward Zega, tanaman karet merupakan komoditas andalan masyarakat Kepulauan Nias. Kini harganya menyentuh ke level yang paling rendah, sehingga perekonomian masyarakat benar-benar terpuruk.

Melihat anjloknya harga karet tersebut, Zega menawarkan kepada masyarakat untuk memberdayakan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) yang ada di desa-desa. Tujuannya untuk menampung seluruh komoditas karet masyarakat.

“BUMDes ini memiliki modal dari dana desa. Manfaatkan untuk membeli karet rakyat. Kemudian dijual ke antarpulau atau beberapa pusat industri yang ada di Sumut. Seperti pada industri pengolahan karet alam menjadi bahan baku aspal,” kata anggota dewan Dapil Kepulauan Nias itu.

Virus Babi Mengganas

Ditambahkan Zega, selain harga karet yang anjlok, masyarakat juga mengeluhkan mengganasnya Virus Babi yang sedang menyerang ternak babi masyarakat. Bahkan hampir seluruh ternak babi mati. Sehingga ekonomi masyarakat benar-benar terpuruk.

“Dengan kondisi saat ini, dua penopang ekonomi masyarakat, seperti harga karet anjlok dan ternak babi bermatian, masyarakat Kepulauan Nias benar-benar terpuruk ekonominya,” tandas anggota Komisi C ini.

BACA | Pdt Berkat Laoli: Segudang Permasalahan Rakyat Belum Teratasi di Nias

Menyinggung tentang bantuan sosial Covid-19 terhadap rakyat miskin di Kepulauan Nias, Zega meminta Pemkab Nias, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan, dan Kota Gunugsitoli, untuk segera menjemput bola untuk memperbaiki data penduduk miskin.

“Hal ini sangat penting, agar masyarakat miskin yang membutuhkan bantuan, baik dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota mendapatkannya secara tepat sasaran,” katanya.

reporter | Rafael M Putra Pinem

Related posts

Leave a Comment