Kang Ferry Juliantono Lantik Kabinet DPP IKA Unpad 2024-2028

Ada 500 Orang Pengurus, Solid, dan Semangat Berkontribusi

TOPMETRO.NEWS – Ketua Umum Ferry Joko Juliantono saat ini menjabat Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) dikukuhkan sebagai Ketua Umum IKA Unpad periode jabatan 2024-2028 lewat Musyawarah Besar (Mubes) XI IKA Unpad di Bandung, 7 Desember 2024 silam.

Kang Ferry setidaknya mempunyai empat program prioritas sebagai ketua umum IKA Unpad selama masa jabatannya. Prioritas pertama adalah pendataan alumni berbasis digital.

Program ini untuk mendata sekitar 300.000 orang alumni. Digitalisasi digunakan dalam pendataan alumni guna memudahkan komunikasi, kerja sama serta pertukaran informasi di antara sesama alumni.

BACA PULA | Srikandi BUMN Goes to Campus: Bagikan Pengalaman ke Mahasiswa UNPAD

Program prioritas ke-2, dukungan bagi para mahasiswa dan alumni berprestasi untuk dapat melanjutkan pembelajaran pada jenjang pendidikan lebih lanjut, di tingkat S-1 sampai S-3.

Ketiga, inisiasi Unpad Career Centre, guna memberikan dukungan bagi para alumni Unpad dalam peningkatan kompetensi untuk memasuki dunia kerja, maupun memperoleh akses ke dunia profesional; dan keempat, pembentukan koperasi Ika Unpad untuk mewadahi alumni yang sangat besar serta jejaring.

Wadah bersama ini bisa menjadi sarana pengembangan ekonomi para alumni Unpad.

BACA PULA | Telkom Dukung Unpad Menuju Hybrid University Melalui Digitalisasi Layanan Kesehatan

Wadah yang dipandang paling tepat untuk mewujudkannya yakni koperasi.

Dalam rangka ingin mewujudkan program-program yang akan dijalankan hingga akhir 2028, Ferry melantik pengurus DPP IKA Unpad di The Opus Grand Ballroom Tribrata, Jalan Dharmawangsa, Jakarta, Minggu 9 Februari 2025.

“Total ada 500 orang pengurus yang tersebar di seluruh Indonesia dan mancanegara,” kata Ferry.

Kepengurusan IKA Unpad diisi dari berbagai sektor. Terdiri atas pejabat pemerintahan, profesional, wiraswasta, dan sejumlah sektor lain.

BACA PULA | Guru Besar Unpad: Ada Upaya Pengkotakan Masyarakat Sumut

“Pelantikan ini sebagai momentum penting bagi ikatan alumni Unpad untuk berperan pada kancah nasional dan internasional. Soliditas dan semangat untuk berkontribusi terhadap negara serta cita-cita nasional menjadi hal penting,” kata Ferry saat mengukuhkan kepengurusan baru.

Dia berharap para pengurus baru mampu meningkatkan kolaborasi dan sinergi antar alumni. Saat ini alumni Unpad sudah berkiprah di berbagai sektor.

“Dan itu kekuatan besar untuk memajukan bangsa dan negara,” ujar Ferry.

Unpad sebagai Rumah Gagasan Ekonomi Pancasila

Dalam kesempatan itu, juga diadakan diskusi yang mengusung tema ‘Penegakan Kembali Ekonomi Pancasila Menuju Keadilan Sosial di Indonesia’.

“Harapannya Unpad bisa menjadi School of Thought atau Rumah Gagasan untuk menjaga ekonomi Pancasila sebagai ekonomi konstitusi yang menjadi pedoman dalam melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara agar tujuan sosial mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bisa benar-benar terwujud,” ucap Ferry.

BACA PULA | Jarnas Siap Menangkan Prabowo Gibran di Jateng Bersama Petani dan Nelayan

Beberapa rencana kerja bersama pengurus IKA Unpad lainnya, Ferry akan mendirikan pusat inovasi dan pengembangan wirausaha (Innovation and Entrepreneur Development Center) yang akan memanfaatkan aset kampus.

“Ini akan menjadi pusat pengembangan dan inovasi bagi alumni dan masyarakat serta menjadi tempat bagi pengembangan temuan atau penelitian yang sudah dihasilkan dari Unpad atau dari manapun,” kata Ferry Juliantono usai melantik pengurus IKA Unpad.

Selain itu akan dibangun kawasan Agro Terpadu Arjasari yang juga merupakan aset Unpad.

Rencana ini telah mendapat dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum dalam bentuk pelebaran atau perbaikan jalan akses menuju kawasan ini.

“Kita juga akan melanjutkan pembangunan rumah sakit Unpad serta rumah sakit lainnya bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk penambahan fasilitas rumah sakit yang ada,” katanya.

Nyekar ke Makam Mr Iwa Koesoemasoemantri

Sebelum pelantikan, Minggu, 9 Februari 2025 pagi, rombongan pengurus DPP IKA Unpad dari Bandung sempat ‘nyekar’ ke makam rektor pertama Unpad, Prof Mr Iwa Koesoemasoemantri, SH yang juga Pahlawan Nasional itu di Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta.

Iwa Kusumasumantri diketahui lahir di Ciamis, Jawa Barat pada 31 Mei 1899.

Dia memulai pendidikannya di Eerste Klasse School (Sekolah Kelas Satu) di Ciamis yang merupakan sekolah khusus untuk kaum pribumi yang berasal dari kalangan terkemuka, bangsawan, dan pegawai negeri.

Selanjutnya, dia melanjutkan pendidikannya ke Hollandsch Inlandsche School (HIS), dan pada 1915, ia melanjutkan sekolahnya ke Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) di Bandung.

BACA PULA | Pemerhati Pendidikan Asal Korsel Bertemu Bupati Samosir

Di sini, dia hanya bertahan selama satu tahun karena merasa tidak sesuai dengan hatinya dan kemudian masuk ke Rechtschool (Sekolah Menengah Hukum) di Batavia. Selesai mengenyam pendidikan di Rechtschool, ia pernah bekerja di Kantor Pengadilan Bandung dan Pengadilan Tinggi Surabaya.

Kemudian, pada 1922, dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan dan berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Leiden dan lulus tahun 1925 dengan gelar Messter in de Rechten (Mr) atau setara Sarjana Hukum.

Tahun 1925, dia pergi ke Uni Soviet untuk belajar selama setengah tahun.

Di sana, dia menikahi seorang perempuan Ukraina bernama Anna Ivanova dan pasangan ini dikaruniai seorang putri bernama Sumira Dingli.

BACA PULA | Anggota DPRA Ali Basrah dan Sekda Aceh Bustami Hamzah Terima Anugerah SMSI Award

Setelah kembali ke Indonesia tahun 1927, Iwa bergabung dengan Partai Nasional Indonesia dan bekerja sebagai pengacara.

Dia kemudian pindah ke Medan, Sumatera Utara (Sumut).

Di Medan, Iwa mendirikan surat kabar Matahari Terbit. Koran itu mendukung hak-hak pekerja dan mengkritik perkebunan besar milik Belanda di daerah itu.

Setelah malang melintang di dunia politik Indonesia dan dipercaya menduduki berbagai kursi menteri, ia kemudian kembali ke tanah Sunda dan aktif pada Badan Musyawarah Sunda.

BACA PULA | Gubsu dan Paguyuban Wargi Sunda Sumut Gelar Doa Bersama untuk Anak Ridwan Kamil

Kemudian, pada 14 Oktober 1956, Prof Iwa diundang menghadiri rapat penyusunan Panitia Pembentukan Universitas Padjadjaran, dan 30 Oktober 1957, Prof Iwa dilantik menjadi Presiden Universitas Padjadjaran.

Saat itu sebutan rektor di Unpad yakni presiden. Namun, tahun 1963 presiden diubah menjadi rektor.

Jabatan ini dipimpinnya selama 5 tahun, yakni sejak 1957 hingga 1961.

Diketahui Prof Iwa wafat pada 27 September 1971.***

reporter | dpsilalahi

Related posts

Leave a Comment