Pengakuan Panitia Pesta Gay: Ingin Kumpulkan Orang-orang Senasib

TOPMETRO.NEWS – Warna kulitnya kuning langsat. Senin (1/5) siang, dia mengenakan baju tahanan Polrestabes Surabaya warna merah tanpa rangkap kaos, serta celana bokser super mini. Andrias, sapaan akrabnya, langsung mengambil duduk. Kakinya disilangkan anggun. Gayanya memang kemayu, lemas, gemulai mirip perempuan.

Nada suaranya lirih. Sedikit malu, Andrias kemudian mau menceritakan mengapa dirinya menyukai sesama jenis.

“Saya anak terakhir dari 5 bersaudara. Kakak saya semua perempuan,” ceritanya sebagaimana dilaporkan JawaPos.

Sejak kecil, Andrias memang dibesarkan dengan penuh lembut dan kasih sayang. Jarang dibentak, apalagi sampai dipukul orang tuanya. Sebab pada dasarnya dia memang anak yang anteng.

Semasa sekolah, teman-temannya memang lebih banyak kaum hawa. Pria berusia 43 tahun itu tidak risih, meskipun memang tidak sedikit dari teman-teman cowoknya yang mencemooh. Saat bersekolah, Andrias masih tidak berpikiran untuk suka terhadap laki-laki. Dia hanya merasa nyaman berkawan dengan perempuan. Sebab, dia bisa bercerita bebas.

“Baru benar-benar suka laki-laki itu, saat kuliah,” tutur pria asal Jombang ini.

Kala itu, seingatnya sekitar 1993, ada seorang kakak tingkatnya di kampus yang mengenalkannya pada dunia homoseksual. Dia diajak ke sebuah rumah.

“Di sana banyak cowoknya. Dari sana saya kenal dunia (homoseksual, red) ini,” ucap pria lulusan sebuah Universitas Negeri di Surabaya itu.

Sejak itulah, secara perlahan-lahan dia berani mendeklarasikan diri suka cowok. Di Facebook, dia tidak malu untuk mengungkapkan jati dirinya sebagai gay. Bahkan di salah satu statusnya, dia terang-terangan mencari pacar cowok. Akun FB-nya juga real. Dia memajang foto aslinya, dan berteman dengan kebanyakan akun cowok.

Tentu, awalnya keluarga besarnya syok ketika anak laki-laki yang seharusnya tumbuh maskulin, justru menjadi sosok yang lemah lembut.

“Tapi, sekarang orang tua sudah tahu dan menerima kondisi saya,” sebut pria yang membuka rental PlayStation itu.

Lambat laun, pertemanannya dengan sesama gay meluas. Dia berselancar di jagat maya. Mulai facebook, BBM, sampai aplikasi khusus gay.

Dulu dia pernah memanfaatkan Hornet Chat, sebuah aplikasi yang berisi gay. Cara kerjanya simple. Cukup menekan mode pencarian, maka akan muncul para pengguna lain yang radius domisilinya berada di sekitar tempat tinggal Andrias. “Tapi sekarang aplikasi itu sulit dibuka. Lemot jaringannya,” ungkapnya.

Sekarang, Andrias lebih banyak memakai BBM. Dia menyebarkan pinnya tanpa malu-malu. Dia pun sering mengobrol personal dengan penyuka sesama jenis lainnya. Lewat aplikasi pesan instan itu pula dia menyebarkan ajakan pesta gay. Pesan broadcast dia sebar ke semua orang yang ada di kontaknya. Siapa yang berminat tatap muka, diharuskan untuk membayar sejumlah uang. “Kontak BBM saya ada sekitar 1.500 orang,” bebernya.

Andrias menyebut, dirinya tidak mengejar kepuasan seksual. Pesta yang digelar itu tidak melulu soal seks atau berhubungan badan. Dia lebih ingin mengumpulkan orang-orang yang punya nasib sama. Yang merasa termarjinalkan di lingkungannya.

“Yang mau gitu (berhubungan badan) ya silakan. Saya nggak cuma nyari itu,” tegasnya. (jaw-edit3)

Related posts

Leave a Comment