Monumen ‘Sing Sing So’ untuk Komponis Batak S.Dis Sitompul

Monumen Sing Sing So untuk Komponis Batak S.Dis Sitompul

topmetro.news – Sing Sing So, salah satu lagu yang melegenda dalam kehidupan seni musik masyarakat Batak. Lirik dan irama lagu ini tidak ketinggalan zaman. Tetap digemari sampai ke berbagai pelosok dunia.

Demikian penuturan Junita Sitompul, anak bungsu komponis Guru Siddik Sitompul, si pencipta lagu itu.

Siddik Sitompul yang populer dengan nama S.Dis, telah menciptakan puluhan Lagu Batak dengan berbagai tema. Di antaranya perjuangan, kehidupan sosial masyarakat, keluarga, dan cinta.

Hari Sabtu (12/11/2021), di Dusun II Jonggi Nahornop Desa Pangurdotan Sigompulon Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara, Keluarga Besar S.Dis meresmikan Monumen ‘Sing Sing So’ sebagai penghargaan dan penegasan pengawalan atas sejumlah karya besar komponis ini.

Meluruskan Sejarah

Junita mengakui, lagu-lagu ciptaan S Dis jauh lebih terkenal daripada namannya. Hal itu terjadi karena pelaku seni (penyanyi) dan penikmat lagu saat ini seringkali melupakan dan tidak memperdulikan siapa pencipta lagu yang mereka nyanyikan atau dengarkan.

Oleh sebab itu, perlu pelurusan sejarah agar setiap orang dapat menghargai karya intelektual seseorang, walaupun yang bersangkutan telah tiada.

Junita yang akrab dengan panggilan Ita menerangkan, banyak pihak yang kesulitan mencari nama pencipta lagu yang dinyanyikan secara langsung (live) atau di dunia rekaman. Sehingga menuliskan penciptanya dengan sebutan NN atau ‘No Name’. Bahkan ada yang mengaku lagu itu ciptaannya.

“Kita bisa saja menegetahui lagu Na Sonang do Hita na Dua. Tapi masih banyak orang ragu kalau publik mengenal siapa penciptamya. Padahal, tanpa pencipta lagu itu, ia tidak akan pernah menyanyikan lagu Na Sonang Do Hita Na Dua. Inilah yang paling mendasar yang membuat Keluarga Besar Almarhum S.Dis merasa gelisah. Ketika masyarakat sudah pelan-pelan melupakan sosok yang sangat berjasa atas karyanya yang hingga kini masih berkumandang secara langsung maupun melalui rekaman,” sebutnya.

Ia pun menegaskan, monumen itu sebagai simbol tekad keluarga untuk menjaga seluruh karya S.Dis Sitompul.

Kiprah Nasional

Kepada sejumlah wartawan, Junita menuturkan, pada masanya, S.Dis sudah berkiprah di even nasional melalui sayembara (lomba cipta) lagu nasional bersama Wage Rudolf Supratman pencipta Lagu Indonesia Raya.

“Jika saja Wage Rudolf Soepratman tidak menciptakan Lagu Indonesia Raya, mungkin saja lagu Guru Siddik yang berjudul Oh Indonesiaku, pasti bakal dikenang sebagai pencipta Lagu Perjuangan Kemerdekaan Republik ini,” katanya.

Ia mengatakan, S Dis pada lomba cipta lagu kebangsaan itu menduduki peringkat kedua. Wage Rudolf Supratman dengan Lagu Indonesia Raya. “Jadi dapat kita katakan, S.Dis Sitompul yang dari Tanah Batak, sudah dapat sejajar dengan Wage Rudolf Soepratman, atau setidaknya setingkat di bawah WR Soepratman,” ujarnya.

Karya Emas

Dalam uraian Junita, S.Dis Sitompul telah menciptakan puluhan Lagu Batak yang hingga kini terus merebut hati masyarakat. Di antaranya Luat Pahe, O Tano Batak (yang sebelumnya irama lagu ini untuk Oh Indonesiaku yang ikut perlombaan dan mengganti teksnya).

Karya Emas ciptaan Komponis S.Dis Sitompul, antara lain Sing Sing So, Molo Margitar, Manigati Lungun, Dung di Tonga Borngin, Sengko-sengko, Emeni Simbolon (ia au sai marsidangolon), O Doli, Leleng, Borhat Ma Dainang, Tu dia Ma Au La Au, Boasa ia Dung Botari, Anju Au, Hu Paima Do Ho, Sidua dua, Loja, Butet, Dung Sirang Pe Ho Sian Au. Aek Sarulla, Na Sonang Do Hita Nadua, dan Lagu O Tano Batak.

Sepintas Profil

Guru Siddik Sitompul yang kerap disebut dengan S.Dis dilahirkan di Pahae, 10 Desember 1904. Istri, Louisa Hutabarat Gelar Ompu Rolan Boru, lahir di Tarutung 17 November 1906 dan wafat di Tarutung 13 Desember 2000.

Dari pasangan suami istri ini dikaruniakan Tuhan 11 putra/putri. Penyanyi Cristine Panjaitan adalah cucu S.Dis dari putri ke-empat Nurmala Sitompul yang menikah dengan Panjaitan.

Semasa hidupnya, S.Dis bekerja pada Perusahaan Bumi Putra 1912. Juga mengabdikan dirinya menjadi pengkhotbah dan seorang guru.

Di penghujung hayatnya, komponis besar ini masih menciptakan lagu rohani yang berjudul ‘Nunga Loja Au Oh Tuhan’. “Beliau wafat di Medan pada tanggal 14 Oktober 1974,” sebut Junita.

Untuk mengenang dan menghargai S.Dis, Ita menghimbau kepada seluruh penyanyi atau pemusik yang melantunkan lagu S.Dis, agar menuliskan nama penciptanya.

Penghargaan Pemerintah

Bupati Tapanuli Utara Drs Nikson Nababan MSi menyampaikan rasa hormat dan penghargaan yang sangat tinggki kepada Komponis Siddik Sitompul sebagai Putra Batak yang berpretasi dan lahir di Pahae Tapanuli Utara.

Sebagai bentuk apresiasi, Bupati telah menerima kunjungan Keluaga Besar Keturunan Siddik Sitompul (S.Dis) Kamis (11/11/2021), di Sopo Rakyat Rumah Dinas Bupati dan membubuhkan tanda tangan pada Monumen Sing Sing So.

Bupati juga menginformasikan kepada keluarga, sebagai bentuk penghargaan pemerintah, nama S.Dis Sitompul telah dibadikan menjadi nama jalan di Kota Tarutung.

Kepada keluarga, Bupati berharap tetap semangat meluruskan sejarah. Kemudian, kepada generasi muda Luat Pahae khususnya dan Tapanuli Utara umumnya, untuk tetap menghargai karya orang-orang besar terdahulu. Serta meneladaninya sebagai motivasi untuk membesarkan Budaya Batak dan berpeluang meningkatkan nilai ekonomi.

reporter | Jansen Simanjuntak

Related posts

Leave a Comment