Indonesia Gaungkan Kerja Sama Pemberdayaan UMKM dan Penanganan Perubahan Iklim di Asia Pasifik

Indonesia Gaungkan Kerja Sama Pemberdayaan UMKM dan Penanganan Perubahan Iklim di Asia Pasifik

Topmetro.news – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menjelaskan bahwa Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengajak negara -negara Asia Pasifik memperkuat kerja sama untuk mendorong pemberdayaan UMKM secara inklusif dan mengatasi dampak perubahan iklim secara berkelanjutan demi kemajuan bersama.

Hal tersebut dikemukakan Presiden dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pacific Economic Cooperation (KTT APEC) Business Advisory Council (ABAC). Yang dihadiri secara virtual pada Kamis (11/11/2021).

“Dalam forum pembahasan soal inklusivitas dan keberlanjutan, Presiden menyuarakan agar negara- negara Asia Pasifik memperkuat kerjasama dalam 2 hal penting. Pertama dalam pemulihan ekonomi melalui pemberdayaan UMKM yang inklusif. Kedua, penanganan dampak perubahan iklim secara berkelanjutan,” papar Menteri Kominfo.

Ia menambahkan, kedua  hal tersebut memang layak menjadi fokus bersama negara -negara Asia Pasifik. Di Indonesia, kebangkitan UMKM terbukti sangat berkontribusi dalam mendorong pemulihan ekonomi  dan  pemberdayaan  masyarakat. Di  sisi  lain, penanganan  perubahan  iklim juga  dinilai memerlukan kolaborasi banyak pihak agar dapat berjalan beriringan dengan pembangunan sosial ekonomi.

Pemberdayaan UMKM yang Inklusif

Peningkatan  pemberdayaan  UMKM  penting  untuk  m empercepat  pemulihan  ekonomi  inklusif. Kegiatan usaha UMKM tidak hanya menjadi jaring pengaman bagi masyarakat penghasilan rendah, tetapi juga menyerap tenaga kerja yang sangat besar.

Pada 2019, UMKM berkontribusi  terhadap 52 persen PDB Asia Pasifik dan berhasil menyerap 50 persen tenaga kerja.

Di Indonesia, bahkan UMKM juga terbukti sangat berperan dalam menghasilkan kesempatan kerja yang inklusif bagi masyarakat. Hal itu terlihat dari data bahwa 64 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan. Artinya, hal ini membuktikan bahwa pemberdayaan UMKM di Indonesia sangat inklusif karena juga Indonesia teah menjadi bagian pemberdayaan perempuan di tanah air.

Baca Juga : Pemerintah Terus Dorong Pemulihan UMKM dari Dampak Pandemi

“Kita ketahui, di Indonesia  UMKM juga merupakan tulang punggung perekonomian negara. Oleh karena  itu,  pemerintah  sangat  memberikan  dukungan,  baik  dalam wujud  program, kebijakan, maupun bantuan permodalan serta pendampingan, agar UMKM memiliki daya ungkit dan segera pulih dari tekanan pandemi,” kata Menkominfo Johnny.

Presiden  menegaskan  peningkatan  inklusi  keuangan  merupakan  prioritas.  Hal  itu  di wujudkan Indonesia salah satunya melalui pemberian pinjaman lunak dan bantuan lebih dari US$4 miliar bagi 17,8 juta UMKM dan usaha kecil perorangan yang terdampak pandemi pada 2021.

Indonesia juga terus bekerja keras mendukung transformasi digital UMKM selama pandemi. Kini, 8,4 juta UMKM di Indonesia tercatat telah memasuki ekosistem digital, termasuk 54 persen di antaranya merupakan UMKM milik perempuan.

Digitalisasi UMKM  di  kawasan Asia  Pasifik akan semakin cepat di dukung  dengan pembangunan infrastruktur digital. Perluasan konektivitas  digital secara inklusif, dan peningkatan literasi digital pelaku UMKM.

Penanganan Perubahan Iklim yang Berkelanjutan

“Presiden menekankan,  penanganan dampak perubahan iklim harus di lakukan secara berimbang dengan  pembangunan  sosial  dan  ekonomi  masyarakat, untuk  memenuhi  target pembangunan berkelanjutan,” ujar Menkominfo.

Konservasi hutan dan kekayaan laut, serta transformasi menuju energi baru dan terbarukan harus mensejahterakan masyarakat bawah. Transisi menuju ekonomi rendah karbon ini harus dilakukan secara adil dan kolaboratif. Dukungan pendanaan dan alih teknologi ramah lingkungan juga sangat diperlukan untuk mendukung berbagai aksi mitigasi perubahan iklim di negara sedang berkembang.

Baca Juga : Endorse Produk UMKM Bersama Sandiaga Uno, Musa Rajekshah Yakin UMKM Bisa Ekspor

Indonesia  menempatkan  investasi  industri  berkelanjutan  dan  hijau sebagai salah satu  prioritas teratas. Proyek prioritas Indonesia,  antara lain mencapup pembangunan kawasan industri  hijau, pembangunan rantai pasok industri  baterai sampai mobil listrik, serta perdagangan karbon yang sangat besar potensinya.

Untuk itu, Menteri Johnny mengatakan, Presiden mengundang para investor dan pelaku usaha dari kawasan APEC untuk meningkatkan sinergi dan memanfaa tkan peluang besar yang ada di Indonesia.

“Indonesia memiliki potensi yang sangat besar baik dari sumber daya alam maupun manusia. Dengan pemanfaatan yang strategis dan bijaksana, di harapkan hal ini dapat memberikan manfaat optimal bagi bangsa kita maupun warga dunia. Dengan tetap mengedepankan faktor ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujarnya.

Sumber | Rilis

Related posts

Leave a Comment