Jalur Gempa, Ratusan Rumah Penduduk di Desa Simorangkir Taput Rusak, Tim Kementerian PUPR Provsu Tinjau Jalan Amblas

Ratusan rumah warga di sepanjang Jalan Marhusa Panggabean Kecamatan Siatasbarita rusak parah pasca-gempa tektonik M-6.0, Sabtu (1/10/2022) dini hari.

topmetro.news – Ratusan rumah warga di sepanjang Jalan Marhusa Panggabean Kecamatan Siatasbarita rusak parah pasca-gempa tektonik M-6.0, Sabtu (1/10/2022) dini hari.

Umumnya rumah yang rusak di kawasan itu akibat pergerakan tanah sehingga lantai rumah retak dan pondasi patah. Bahkan ada yang amblas (lantai turun puluhan sentimeter).

Anton Simorangkir (45) warga Desa Simorangkir menunjukkan bagian dari lantai yang retak bahkan terbelah. Anton menceritakan, saat peristiwa gempa, mereka merasakan rumah mereka seperti terangkat dengan suara yang gemuruh. Kemudian mereka keluar rumah dan menemukan Jalan Lintas Sumatera di depan rumah mereka terbelah.

“Banyak rumah rusak parah di sini, walaupun dari luar terlihat biasa saja,” ujar Anton. Ia pun berharap kerusakan rumah mereka mendapat perhatian pemerintah.

Tim PUPR Provsu

Tim dari Kementerian PUPR Provinsi Sumatera Utara, Hari Sabtu (1/10/2022), sekira pukul 13.00 WIB melakukan peninjauan jalan yang terbelah di Jalan Marhusa Panggabean Desa Simorangkir Kecamatan Siatasbarita.

Asisten Satker Rustam Tampubolon bersama empat orang temannya khusus datang untuk meninjau kerusakan yang timbul pasca-gempa. Terutama di jalan nasional.

Dikatakan, lokasi jalan yang amblas atau naik tersebut merupakan jalur gempa patahan Cesar. Kehadiran mereka di Tapanuli Utara untuk mendapatkan data kerusakan yang timbul pasca-gempa bumi Sabtu dini hari itu.

“Data ini akan sangat berguna untuk penanggulangan dampak bencana, apa yang akan dibuat ke depan,” ujar Rustam Tampubolon di Simorangkir Kecamatan Siatasbarita.

Data Korban Hoaks

Direktur Rumah Sakit Umum Tarutung Janri Aoyagie Nababan bersama Kadis Kesehatan Tapanuli Utara Sudirman Manurung, kepada wartawan mengatakan, jumlah korban meninggal dunia pasca-gempa bumi di Tapanuli Utara satu orang. Sementara korban luka mengalami peningkatan menjadi total berjumlah 26 orang.

“Jika ada yang bilang korban meninggal sudah dua orang, itu adalah hoaks. Sebab, selain satu korban meninggal dunia, hingga saat ini jumlah korban yang menjalani perawatan di RSUD Tarutung masih 18 orang. Dan didominasi luka ringan dan lecet,” terang dr Janri kepada wartawan, Sabtu (1/10/2022).

Ia menambahkan, dari 18 korban yang menjalani perawatan di RSUD Tarutung, sejumlah 11 pasien sudahdapat izin pulang dengan status rawat jalan. Hal itu karena luka yang mereka derita hanya luka ringan dan luka lecet saja.

Sementara itu, tujuh korban luka lainnya harus menjalani rawat inap di tenda darurat RSUD Tarutung, karena harus menjalani observasi perawatan.

reporter | Jansen Simanjuntak

Related posts

Leave a Comment