topmetro.news, Langkat – Arogansi Manager Perkebunan Tebu Plat Merah Rayon A Kwala Madu, Hari Situmorang, menjadi pemantik api kemarahan warga Kecamatan Binjai, khususnya para perternak yang ada di sekitar Desa Sendang Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, Provinsi Sumut.
Pasalnya, warga tidak terima dihardik dengan kasar oleh sang manager ini. Bahkan, Hari Situmorang menuding warga yang sedang mengarit rumput liar yang tumbuh subur di antara tumbuhan tebu yang tak terurus, sebagai pencuri tebu.
Warga yang menjadi korban makian dan dituduh sebagai pencuri tanaman bahan baku gula putih itu sudah menjelaskan jika mereka bukan pencuri. Tapi murni ngarit rumput untuk mencari pakan ternak kambing mereka.
“Saat itu Sabtu, sekitar jam 11:14 WIB, kami warga (peternak) lagi ngarit di pinggiran parit dan sekitar jalan tanah berumput di sekitar kebun tebu. Tapi tidak ada tebu yang diarit. Tiba-tiba kami didatangi manager tebu itu sambil maki-maki dan sempet dipaksa mau dibawa ke polsek. Manager itu langsung mengacak-acak rumput yang ada di atas becak. Padahal sudah dicek sama Beliau bahwasannya tidak ada apa-apa (tebu keras) di dalam becak. Namanya lagi ngarit rumput, ya yang ada cuma rumput-rumput liar buat pakan kambing. Kami cuma rakyat kecil yang mencari rumput untuk ternak kambing, kami bukan pencuri. Tapi manager itu terus menginterogasi kami seperti pencuri. Tolong, jangan persulit kami mencari rumput untuk pakan ternak,” ujar warga yang menjadi korban arogansi sang manager.
Sementara itu, beberapa tokoh masyarakat dan tokoh pemuda, serta pemerhati hukum yang ada di Kecamatan Binjai, menolak keras sikap arogansi Manager Rayon A Kebun Kwala Madu Hari Situmorang.
Mereka menjelaskan, warga yang mengarit rumput di sekitar area perkebunan tebu milik pemerintah itu bukan pencuri tebu.
“Bahkan, dengan cara tidak langsung warga peternak membantu pemerintah melakukan pembersihan rumput liar yang dibiarkan tumbuh subur di sekitar tanaman tebu yang seolah tidak terurus. Seharusnya kalian berterimakasih kepada peternak yang ngarit rumput. Atau jangan-jangan Sang Manager takut ketahuan jika rumput liar bersih, ternyata fisik batang tebu yang menggunakan dana pemerintah itu terlihat kurus-kurus karena indikasi dugaan korupsi pupuk?” ujar Rahmat SH yang diamini tokoh pemuda dan tokoh masyakarat Kecamatan Binjai kepada topmetro.news, Sabtu (10/5/2025).
Jika Manager Kebun Rayon A Hari Situmorang tidak menanggapi peristiwa itu, warga di Kecamatan Binjai juga mengancam akan melakukan aksi dan memblokade jalan di sekitar Sendang Rejo dan Karang Rejo Kecamatan Binjai agar truk-truk pengangkut tebu tidak bisa melintas menuju Pabrik Gula Kwala Madu.
Terpisah, Manager Rayon A Kebun Kwala Madu Hari Situmorang, sejak Sabtu tanggal berita ini ditayangkan redaksi, tidak dapat dihubungi. “Mungkin karena libur Bang, jadi HP-nya juga gak aktif,” ujar beberapa rekan manager kebun plat merah lainnya.
reporter | Rudy Hartono