Dianjurkan Sewa Pesawat, Jokowi Bahas Cawapres dengan Romi

topmetro.news – Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) M Afifuddin menganjurkan agar calon presiden petahana menggunakan pesawat komersial atau sewa pesawat saat melakukan aktivitas kampanye Pilpres 2019. Menurut Afifuddin, hal ini bisa menjamin kesetaraan dan keadilan antara pasangan calon yang bertarung di pilpres.

“Ya lebih baik begitu (sewa pesawat), toh Jokowi kalau dalam perjalanan biasa sering pakai pesawat komersil, biasa aja kan? Kalau mau lebih adil, ya bagusnya memang begitu,” ujar Afifuddin di sela-sela acara Media Gathering dan Penyamaan Persepsi bertajuk “Peran Media dalam Melawan Hoaks, Ujaran Kebencian, dan SARA” di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/4/2018).

Afifuddin mengakui bahwa polemik pesawat kepresidenan merupakan fasilitas yang melekat pada presiden masih bergulir. Bawaslu, kata dia, akan berpatokan Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur hal tersebut. Saat ini, Bawaslu masih menunggu PP tersebut.

“Kami menunggu PP-nya, bagaimana pemerintah mengatur hal tersebut. Apa saja yang dimaksud dengan fasilitas yang melakat kepada petahana. Jadi, pembahasan kita mengenai boleh tidaknya faslitas tersebut, dikembalikan terhadap bagaimana pemerintah mengatur mengenai aturan cuti dan atauran terhadap fasilitas pejabat negara itu,” terang dia.

Harus Ada Pijakan Hukum

Dia menegaskan Bawaslu tidak bisa memutuskan sesuatu tanpa pijakan hukum. Karena itu, PP tersebut bisa menjadi dasar bagi Bawaslu memutuskan apakah pesawat kepresidenan merupakan fasilitas yang melekat atau tidak. Apalagi, lanjut Afifuddin, pesawat kepresidenan ini baru ada pada era Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden.

“Kalau fasilitas lain untuk pasangan lain seperti keamanan kan juga sudah ada melekat. Memang prinsipnya adalah perlakuan yang sama terhadap peserta,” tandas dia.

Jika PP mengatur bahwa pesawat kepresidenan merupakan fasilitas yang melekat, maka kata dia, capres petahana bisa menggunakan saat kampanye. Kalau sebaliknya, maka capres petahana tidak boleh menggunakan pesawat tersebut saat kampanye.

“Kan begini kalau pun itu melekat itu harus dipastikan hanya dipakai oleh presidennya, tidak boleh ada pihak lain yang sebenarnya nggak boleh pakai fasilitas negara,” pungkas dia.

Sering Bahas Cawapres

Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengaku sering bertemu dengan Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy untuk membahas masalah politik, termasuk soal cawapres.

“Pak Romi tiap hari, tiap minggu, ketemu saya. Ya diskusi masalah partai, diskusi masalah cawapres, dan partai yang akan bergabung (dalam koalisi). Kalau Pak Romi sering membocorkan, ya Pak Romi harus tanggung jawab,” ujar Jokowi saat memberikan sambutan dalam Hari Lahir (Harlah) ke-45 PPP di Gedung UTC Semarang, Sabtu (14/4/2018).

Jokowi hadir mengenakan setelan jas warna abu-abu, kopiah, dan sarung berwarna hijau khas PPP.

Hadir dalam peringatan tersebut, antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi, dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin.

Jokowi banyak memuji organisasi dan konsolidasi yang dilakukan partai berlambang kabah tersebut, termasuk memuji Romi.

Semua Terserah Jokowi

Setiap saya ke daerah, foto Pak Romi ada di mana-mana. Pak Romi mau berpeci hitam, mau berpeci putih, tetap saja ganteng. Yah, dari sananya memang sudah ganteng,” ujar Jokowi disambut tepukan meriah hadirin.

Sementara itu, Romi mengatakan, masalah cawapres, PPP menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi dan partai koalisi. Romi mengaku legowo seandainya bukan dirinya yang ditugaskan mendampingi Jokowi.

“Prinsipnya itu kan yang diinginkan tiap parpol koalisi, memiliki kader terbaik sebagai cawapres. Kami tentu inginnya bukan cuma cawapres, tapi capres. Tapi kami harus realistis dengan sejumlah hasil survei, kami realistis kepada dukungan partai-partai,” kata Romi.

Sebelumnya, Munas Alim Ulama PPP mengeluarkan kriteria cawapres pendamping Jokowi. Ada pun kriteria yang tersebut yakni terpenuhi syarat menurut Islam; memiliki kompetensi, integritas dan aspiratif; santun, santri, berilmu, serta berjiwa ulama; peduli kepada rakyat kecil; serta muda dan milenial agar mampu menyesuaikan perkembangan generasi. (TM-RED)

sumber: beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment