Pilgub Sumut Menunjukkan Sumut Menerima Keberagaman

pilgub sumut

topmetro.news – Hasil Pilgub Sumut (Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara) dapat mengubah wajah Tanah Batak menjadi lebih universal. Sumut merupakan provinsi yang berhasil merawat keberagaman. Demikian disampaikan Direktur Indonesia Political Review Ujang Komarudin, Minggu (17/6/2018).

Dicontohkan, Sumut pernah dipimpin Etnis Jawa. Hal ini membuktikan masyarakat Sumut dapat menerima latar belakang figur dari luar Etnis Batak. “Ketika kita bicara suku dan agama, masyarakat Sumut sudah terbuka. Ini contoh yang baik, miniatur Indonesia yang mepersatukan, bukan membuat konflik,” kata Ujang.

Ditambahkan, Sumut sepatutnya harus bisa menghadapi perkembangan zaman. “Siapa pun yang terpilih nanti harus mampu membawa perubahan positif untuk Sumut,” imbuhnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2010, jumlah penduduk Sumut mencapai 13.103.596. Total Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 9.050.483. Hal ini mencerminkan sengitnya kontestasi Pilgub Sumut.

Dua pasang calon (paslon) yang bersaing yakni Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah. Paslon nomor urut satu ini didukung PKS, Partai Golkar, Partai Gerindra, PAN, Partai Hanura, dan Partai Nasdem. Sedangkan paslon nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus, kandidat dari PDI Perjuangan dan PPP.

Limpahan Suara JR-Ance

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, Djarot-Sihar berpeluang besar menerima limpahan suara dari pendukung JR Saragih-Ance Selian karena alasan sosiologis. Saragih-Selian sendiri, gagal maju Pilgub Sumut.

“Kecenderungannya (pendukung Saragih-Selian) akan lebih menguntungkan Djarot-Sihar,” ujarnya.

Elektabilitas Djarot-Sihar sesuai survei Indo Barometer, mencapai 37 persen. Unggul dari Edy-Musa 36,1 persen. Menurut anggota Tim Pemenangan Djarot-Sihar, Asban Sibagariang, program dari Djarot-Sihar lebih terukur serta mudah dipahami masyarakat.

Misalnya, Kartu Pintar, Kartu Sejahtera, peningkatan program pariwisata, ekonomi, dan pemberantasan korupsi. “Djarot-Sihar fokus menjelaskan program, tidak sibuk menjelek-jelekkan pasangan lain,” kata Asban.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing menyatakan, masyarakat Sumut harus memilih calon pemimpin secara bijak. Diungkapkan, indikator dan rekam jejak setiap calon perlu dipelajari.

Khususnya, berkaitan dengan upaya mewujudkan pemerintahan Sumut yang bersih dari korupsi. “Yang harus ditegaskan adalah siapa pemimpin yang bisa menyiapkan visi misi atau program yang jelas dan terukur,” tegas Emrus (TM-RED)

sumber: beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment