Kapolri: Otoritas Pejabat Pengawas Bisa Tersangka

kapolri jenderal tito karnavian

topmetro.news – Kapolri Tito Karnavian mengatakan pihaknya akan segera menyelidiki kasus tenggelamnya KM Sinar Bangun. Jika nanti terbukti kasus ini adalah peristiwa pidana, maka bukan hanya nakhoda yang berpotensi menjadi tersangka, tetapi juga pejabat otoritas yang mengawasi.

Hal itu dikatakan Tito saat meninjau pencarian korban hilang KM Sinar Bangun di dermaga Pelabuhan Tigaras, Kamis (21/6/2018) siang.

“Saya tidak akan segan-segan untuk menindak. Jangan hanya kepada nakhoda, tetapi kepada sistem yang bertanggung jawab melaksanakan pengawasan,” tegas Tito kepada wartawan.

Tito mengungkapkan, mereka telah mengamankan nakhoda KM Sinar Bangun di Polres Samosir. Hingga saat ini, nakhoda masih menjalani pemeriksaan. Dugaan sementara, terdapat unsur kelalaian.

“Tersangka bukan hanya dari nakhoda, tetapi juga sistem yang mengawasi ini siapa?,” ucap Tito.

Dikatakannya, KM Sinar Bangun memiliki bobot 17 gross ton. Sehingga perizinannya pasti berasal dari dinas perhubungan dan untuk izin dan kelayakan berlayarnya dari syahbandar.

Pengakuan Nakhoda

Oleh sebab itu, penyidik tidak hanya memeriksa nakhoda. Tetapi juga akan memeriksa dinas perhubungan dan syahbandar kabupaten/provinsi.

“Informasi dari nakhoda, sudah sering dia membawa penumpang melebihi kapasitas. Kapal itu (KM Sinar Bangun) bobot grossnya 17 ton, idealnya menampung 60-an orang saja. Tetapi dia mau menampung sampai 150 orang,” tutur Tito.

Sebelumnya, Jenderal Tito Karnavian mengatakan, anggotanya tengah menelusuri jumlah pasti korban KM Sinar Bangun. Selain itu terkait pungutan bagi penumpang kapal KM Sinar Bangun sesaat sebelum berangkat.

“Data yang ada, yang 184 orang itu, tidak reliable, karena berdasarkan satu sumber, yaitu pengaduan. Bisa saja orang yang mengadu karena anggota keluarganya belum pulang, diduga ikut kapal. Belum tentu,” ucap Tito.

Perintah Jokowi

Presiden Joko Widodo menyampaikan belasungkawa bagi para korban kapal motor Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba.

“Atas nama pribadi dan seluruh masyarakat Indonesia, seluruh Rakyat Indonesia, kita menyampaikan duka cita yang mendalam atas korban yang meninggal dunia dalam musibah tersebut,” ujar Presiden di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/6/2018) malam.

“Terhadap korban yang hilang saya minta Basarnas, TNI, Polri, dan BNPB untuk secepatnya segera menemukan dan menyelamatkan korban,” ucapnya.

Dalam pernyataannya, presiden mengatakan bahwa peristiwa ini menjadi pelajaran bagi seluruh pihak untuk selalu menjaga kewaspadaan. Ia menyerukan kepada seluruh pemilik kapal agar menaati semua peraturan yang ada. Mengutamakan keselamatan penumpang dan mengikuti petunjuk yang telah dikeluarkan BMKG mengenai potensi cuaca buruk.

“Saya juga minta kepada kementerian perhubungan dan dinas perhubungan di daerah untuk selalu rutin melakukan pengecekan berkala demi keamanan dan keselamatan penumpang,” imbuhnya.

Selain menyampaikan belasungkawa, Presiden Joko Widodo juga memastikan bahwa seluruh korban akan mendapatkan santunan dan jaminan biaya perawatan dari pemerintah.

Evaluasi Ulang

Lebih lanjut, ia telah menginstruksikan menteri perhubungan untuk melakukan evaluasi mengenai standar keselamatan bagi angkutan penyeberangan. Presiden pun berharap agar peristiwa serupa tak terulang kembali di masa mendatang.

“Saya minta kasus seperti ini jangan sampai terulang lagi. Dan saya telah memerintahkan kepada menteri perhubungan untuk mengevaluasi seluruh standar keselamatan bagi angkutan penyeberangan,” tandasnya. (TM-RED)

sumber: tribun.news

Related posts

Leave a Comment