Jenazah Korban KKB Tiba di Sergai Sumatera Utara

korban kkb

topmetro.news – Salah satu jenazah korban KKB (kelompok kriminal bersenjata) di Nduga Papua, yakni alm Jepri Simaremare, tiba di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, Sabtu (8/12/2018).

Jenazah pahlawan pembangunan Trans-Papua ini tiba pukul 07.55 WIB di Kualanamu dari Jakarta menggunakan pesawat Citilink QG 10.

Selanjutnya, pukul 08.05 WIB jenazah diberangkatkan ke rumah duka di Desa Belutu, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai menggunakan ambulans.

Jepri Simaremare adalah satu dari 16 korban yang jenazahnya dikirim dari Timika, Papua, dan tiba pada Jumat (7/12/2018) sore di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, menggunakan pesawat Hercules A 1331.

Dari 16 jenazah, 14 di antaranya diturunkan di Lanud Sultan Hasanuddin. Sementara dua lainnya diterbangkan ke Medan, Sumatera Utara dan ke NTT.

BACA JUGA: Pura-pura Mati, Jimmy Aritonang Lolos dari Pembantaian di Papua

Warga Sumut Korban KKB

Sebagaimana diketahui, tiga di antara puluhan korban penembakan kelompok kriminal bersenjata di Nduga, Papua, disebutkan sebagai warga Sumatera Utara. Pihak keluarga pun mengharapkan, orang yang mereka sayangi itu dapat ditemukan.

Ketiga korban itu adalah Jepri Simaremare warga Serdang Bedagai serta Ricky Cardo Simanjuntak dan Effendi Hutagaol, keduanya merupakan warga Kelurahan Napitupulu Bagasan Sosor Dolok, Kecamatan Balige, Kabupaten Tobasa.

“Kami sangat mengharapkan, pemerintah melalui aparat keamanan dapat menemukan Ricky Simanjuntak. Semoga anak saya itu ditemukan dalam keadaan selamat,” ujar orangtua korban, Edison Simanjuntak (69) di Balige, Jumat (7/12/2018).

Edison mengatakan, Ricky sudah setahun bekerja di PT Istaka Karya. Ricky juga turut bekerja dalam proyek jembatan Trans Papua. Sebelum peristiwa sadis itu terjadi, Edison masih sempat berkomunikasi dengan buah hatinya tersebut.

“Saat kami komunikasi melalui telepon, Ricky sempat bercerita bahwa mereka diminta kelompok masyarakat yang mendatangi lokasi proyek untuk menghentikan kegiatan. Bahkan, seluruh pekerja di sana disuruh pulang. Komunikasi terakhir kami, 28 November 2018,” katanya.

Disebutkan, pihak keluarga mendapatkan kabar bahwa Ricky turut menjadi korban setelah menerima telepon dari keluarga mereka yang ada di Wamena.

“Sampai saat ini, kami belum ada menerima informasi terbaru tentang keberadaan anak saya tersebut. Baik itu dari pemerintah pusat, provinsi maupun pemerintah kabupaten, belum ada memberikan kabar. Kami bingung untuk mencari informasi,” keluhnya.

sumber: beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment