Ketua Tornados Club Immer Boy Simanjuntak: Save Aek Sigeaon

Aek Sigeaon

topmetro.news – Akibat penambangan pasir ilegal di Aek Sigeaon Kecamatan Tarutung, tiga jembatan utama (Jembatan Naheong, Jembatan Jalan DI Panjaitan, dan Jembatan Saitnihuta) yang dibangun di atas sungai terancam rubuh. Dasar sungai diperkirakan sudah turun hingga tiga meter dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini. Bahkan pondasi sejumlah jembatan sudah mulai terlihat muncul di atas permukan air.

Ketua organisasi kepemudaan di Kota Tarutung, Immer Boy Simanjuntak, yang dimintai pendapatnya terkait kondisi air sungai (Aek) Sigeaon yang mengalami ‘stres’, merasa prihatin atas terancamnya beberapa jembatan penghubung kota.

Wisata Aek Sigeaon

“Ancaman itu sangat jelas terlihat dengan kasat mata. Lihat saja, sidefile yang dibangun di sisi sungai. Sebelumnya hanya satu meter muncul di permukan air. Sekarang sudah empat meter. Tiga tahun ke depan, sidefile itu akan tergerus dan hanyut dibawa air sungai. Serta akan berakibat pada stabilitas pondasi jembatan,” sebut Ketua Tornados Club itu kepada topmetro.news, Kamis (12/12/2019), di Tarutung.

Immer Boy berpendapat, tanpa bermaksud mengesampingkan adanya kebutuhan ekonomi, seyogianya penambangan pasir di sungai ini harus dihentikan. Atau ditangani dengan pendekatan ramah lingkungan yang diakselesarikan dengan konsep pengembangan pariwisata.

Terkait dengan gagasan pendekatan pariwisata, Boy memaparkan, Aek Sigeaon salah satu sungai yang melintas di tengah perkotaan dan memiliki potensi wisata layak dikembangkan. Sungai ini dapat menjadi salah satu ikon wisata di Tapanuli Utara, sebagaimana sungai di kota-kota wisata. Di Aek Sigeaon, akan berkembang olahraga air seperti kano dayung dan sarana rekreasi air lainnya.

“Selain menjadi objek wisata, penanganan sungai dengan tampilan kontruksi ramah lingkungan, akan menjadi bahagian aksi ‘Save Aek Sigeaon’ yang akan mengembalikan dasar atau permukaan sungai seperti sedia kala,” sebut tokoh pemuda yang juga sebagai pengusaha konstruksi itu.

Bendung Ramah Lingkungan

Permukaan Sungai Sigeoan terlihat sudah mulai mendangkal dan dasar sungai sudah menurun hingga tiga meter | topmetro.news/Jan Piter Simorangkir

 

Immer Boy mengatakan, untuk mewujudkan itu, pemerintah harus bangun bendung ramah lingkungan. Memang biayanya pasti besar, tetapi itu sebanding dengan penyelamatan kawasan eko dan huni, serta tiga jembatan yang terbentang di atas sungai dan pengembangan pariwisata.

Sebab, bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air. Biasanya dibangun di sungai,” jelas Boy.

Ia juga mengatakan, jika masyarakat dan pemerintah sudah sepaham, maka pembuatan DED (detail engineering develovment) sudah harus dimulai sekarang.

Menurutnya, bendung ramah lingkungan harus mampu melestarikan ikan khas Batak Garing atau Ihan yang masih hidup di sungai itu. “Bendung ini harus memberi peluang hidup kepada ekosistem sungai termasuk ikan khas Batak

“Ikan ini termasuk ikan yang selalu melawan arus keras. Jadi ada banyak keuntungan yang dapat kita dapatkan bila Sungai Sigeaon mulai kita tangani dengan pendekatan pariwisata,” sebutnya.

Peran Putra Daerah

Ketua Tornados Club Tarutung Immer Boy Simanjuntak | topmetro.news

Boy Simanjutak juga tidak mengesampingkan bahwa untuk menggolkan gagasan ini membutuhkan peranan anggota DPRD Sumut asal Dapil IX Sumut. Juga anggota DPR-RI harus ikut memperjuangkan.

“Kita berharap kepada putra daerah Tapanuli Utara yang duduk di legilatif provinsi dan di Senayan akan memberikan perhatian terhadap konsep penyelamatan lingkungan ini dengan pendekatan pariwisata. Dan saya yakin, mereka juga sangat konsern peduli dengan bonapasogitnya,” harapnya.

reporter | Jan Piter Simorangkir

Related posts

Leave a Comment