Gubsu Edy Rahmayadi: Virus Corona Belum Reda, Masih Harus Diperangi

Virus Corona belum reda

topmetro.news – Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menegaskan bahwa Virus Corona belum reda, sehingga harus terus diperangi. Sebab hingga kini, masih terus bertambah orang yang tertular virus mematikan tersebut.

Hal ini diungkapkan Edy Rahmayadi saat menggelar video conference terhadap 33 kabupaten/kota se-Sumut, Senin (6/4/2020).

Pada pengantar video conference itu, Edy Rahmayadi menekankan, dalam penanganan wabah Covid-19, agar setiap kepala daerah memberikan anjuran kepada masyarakat bahwa Virus Corona belum reda.

“Jika keluar rumah gunakan masker. Tetap jaga jarak (phsycal distancing). Hindari kerumunan, refocusing dan relokasi anggaran,” ujarnya.

Segera Relokasi Anggaran

Edy menilai, untuk pelaksanaan refocusing dan relokasi anggaran disegerakan. Mengingat dampak dari Covid-19 bukan saja menyentuh pada manusia dari sisi ekonomi. Setiap daerah sangat terdampak, sehingga harus cepat lakukan langkah-langkah kongkrit.

Selain itu, Edy menyinggung, bagi rumah sakit rujukan yang menangani kasus Covid-19 bilamana ada pasien terpapar, sesuai yang dihunjuk yaitu RSU Simalungun, Padangsidempuan, Nias, Taput, dan Kabupaten Karo, agar selalu bertanggung jawab.

“Apabila terjadi sesuatu terhadap saudara-saudara kita meninggal di rumah sakit rujukan tersebut, maka pihak RS harus bertanggung jawab. Berupa menyiapkan peti dan SOP (standar operasional prosedur) medis, hingga pemakaman dengan baik. Semua ini tanggung jawab pemerintah daerah, tempat pasien terpapar Covid-19,” tegasnya.

Di sisi lain, apabila rumah sakit rujukan yang ada tersebar di lima kabupaten/kota sesuai yang telah dihunjuk, bila tidak sanggup membiayai pasien yang meninggal akibat terpapar Covid-19, segera laporkan ke Provinsi Sumut untuk diberi bantuan.

Usai Edy Rahmayadi menyampaikan penekanan dan penegasan kepada 33 kabupaten/kota, diberikan kepada masing-masing kepala daerah bergiliran melaporkan secara singkat yang dibutuhkan dan kendala yang dihadapi selama penanganan Covid-19. Sekaligus melaporkan berapa jumlah ODP, PDP, OTG, dan suspect.

Lausimomo dan Covid-19

Pada kesempatan yang sama, Bupati Karo Terkelin Brahmana SH MH didampingi Sekda Karo Drs Kamperas Terkelin Purba, Kepala Bappeda Ir Nasib Sianturi, Kadis Kesehatan drg Irna Safrina, Kalak BPBD Ir Martin Sitepu, Kadis Kominfo Jonson Tarigan, dan Ka DPKPAD Andreasta Tarigan, melaporkan bahwa kondisi Karo saat ini untuk ODP (orang dalam pantauan) 8 orang.

Kemudian PDP (pasien dalam pengawasan) 0, OTG (orang tanpa gejala) yang dipantau dari perjalanan 2.570 orang. Sedangkan suspect masih nihil.

“Saat ini Karo sedang recofusing ulang anggaran dana penanganan Covid-19 sebesar Rp30,7 miliar dan dibutuhkan Rp27,5 miliar. Sedangkan dana tak terduga dari APBD Karo sudah disiapkan Rp2 miliar,” ucapnya.

Ditambahkan Terkelin, untuk saat ini RSUD Kabanjahe belum efektif dalam penanganan Covid-19, karena faktor lokasi dan peralatan. Sehingga perlu perlengkapan yang memadai.

“Sebagai informasi tambahan Pak Gubernur, di daerah Lausimomo yang jarak tempuhnya sekitar setengah jam dari Kabanjahe, ada ratusan hektar lahan milik Pemprov Sumut yang sudah ada sejak Zaman Belanda,” ujar Bupati Karo.

Jika Gubernur berkenan, tambah Bupati, alangkah baiknya lokasi itu dapat ditinjau bersama. Agar dapat difungsikan untuk penanganan pasien Covid-19.

Mendengar usulan itu, Gubernur sangat merespon positif. Lalu memutuskan, pada Rabu (8/4/2020) atau Kamis (9/4/2020), akan datang ke Kabanjahe untuk melihat lahan tersebut.

reporter | FP Pinem

Related posts

Leave a Comment