Akhyar Nasution Diyakini Akan Memenangi Pilkada Medan, Siapa pun Lawannya

siapa pun lawannya

topmetro.news – Politisi senior di Sumatera Utara, Jumongkas Hutagaol menilai, siapa pun lawannya di Pilkada Medan, Akhyar Nasution akan berpeluang sangat besar menang. Demikian disampaikan Jumongkas Hutagaol, Jumat (28/8/2020).

Menurutnya, selain elektabilitas Akhyar yang diyakini tinggi, status Bobby menjadi faktor utamanya. Bahkan dikatakannya, Bobby seakan menjadi ‘kartu mati’ bagi siapa saja yang berpasangan dengannya. Baik sebagai calon walikota maupun wakil.

“Artinya, bahwa peluang Bobby Nasution untuk menang Pilkada Medan, baik sebagai calon walikota atau wakil, sebenarnya sangat tipis. Justeru siapa yang jadi lawannya yang berpeluang besar menang,” kata sebut mantan Wakil Ketua DPD PDIP Sumut 2000-2005 ini.

Hal itu dikemukakannya, berdasarkan perkembangan terakhir usai penetapan PDIP dan beberapa partai lainnya, bahwa Bobby Nasution hampir pasti maju sebagai calon walikota di Pilkada Medan. Dan kemungkinan besar, lawannya adalah petahana, Akhyar Nasution.

“Ini akan pertarungan ‘head to head’ antara Bobby dan Akhyar Nasution,” kata Jumongkas, yang saat itu didampingi Ketua Bidang Media dan Pers DPD Partai Demokrat Sumut Drs Maju Manalu.

Menurut dia, banyak faktor yang membuat dia dan berbagai elemen yakin, bahwa paket pasangan yang di dalamnya ada Bobby Nasution akan kalah. Di antaranya yang paling berpengaruh, sebagaimana disebut di atas, adalah faktor Jokowi. Dimana, Jokowi kalah di Medan pada Pilpres 2019.

“Ditambah dengan fakta, bahwa mayoritas pendukung Jokowi, malah sepertinya tidak setuju dengan Bobby. Dan sosok Bobby tentu saja tidak bisa dilepaskan dengan Jokowi, karena maju adalah berdasarkan status menantu presiden. Maka kekalahan itu sepertinya tinggal menunggu waktu,” katanya.

“Jelasnya, andai semua pun pendukung Jokowi memilih Bobby, dengan hitungan Pilpres lalu, maka akan tetap kalah. Apalagi fakta di lapangan menunjukkan, sangat banyak loyalis Jokowi, justeru tidak setuju dengan pencalonan Bobby,” tandasnya.

Peluang Akhyar

Bicara peluang Akhyar Nasution, kata Jumongkas, tentunya akan terwujud, kalau dia berhasil mendapatkan ‘perahu’ untuk bertarung. “Jadi pertarungan Akhyar sebenarnya adalah di ‘perahu’. Kalau itu sudah dapat, maka kemenangan hampir pasti diperoleh,” katanya.

Sehingga, kata dia, maka Pilkada Medan menjadi peluang partai-partai untuk menguasai kota metropolitan ini. “Maka partai-partai harus jeli melihat situasi dan menangkap momen. Sudah jelas bahwa Akhyar tersisih dari PDIP. Dan inilah yang harus segera ‘ditangkap’ partai lain,” katanya.

“Tidak berlebihan kalau saya mengatakan, posisi Akhyar saat ini sama ‘seksinya’ dengan posisi Jokowi di Pilpres 2014 maupun 2019. Siapa pun partai yang mengusung Akhyar akan memperoleh kesuksesan. Paling tidak, sukses karena faktor kelemahan lawan,” sambung dia.

Mengenai pasangan, kata JH, tidak masalah siapa pun, yang penting bisa sejalan dengan Akhyar. Serta yang utama adalah, memahami karakter Akhyar sebagai Marhaenis yang juga sederhana, jujur, dan pekerja keras.

“Saat ini nama yang paling kuat adalah Salman Alfarizi. Dan kita sudah sama-sama mendengar, bahwa PKS sebagai partainya Salman sudah menegaskan, agar Akhyar jangan mengubah karakter. Artinya jelas dan tegas, bahwa mereka sejalan dengan Akhyar yang Marhaenis, sederhana, jujur, dan pekerja keras,” turutnya.

Di akhir statemennya, Jumongkas Hutagaol mengucapkan terima kasih kepada Partai Demokrat, yang sudah memberikan rekomendasi kepada Akhyar. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Partai Demokrat yang sudah mendukung pencalonan Akhyar Nasution di Pilkada Medan,” tutupnya.

reporter | Jeremi Taran

Related posts

Leave a Comment