Masyarakat Sudah Ketergantungan Medsos yang Jadi Sumber Hoax

topmetro.news – Barangkali saat ini, makin banyak masyarakat yang sudah tak bisa membedakan mana berita hoax dan yang tidak. Yang mengerikan, ada anggapan, setiap yang sudah diterbitkan atau tayang di televisi, itu adalah sebuah kebenaran. Termasuk yang di medsos

Padahal saat ini, media sudah menjadi alat untuk siapa saja demi mencapai tujuan, baik yang benar mau pun buruk. Media bukan lagi seperti masa-masa lalu, yang komit menjunjung kebenaran. Sekarang, banyak media sudah tak punya moral, memberitakan berira bohong, demi tujuan si pemesan. Lalu masyarakat yang tak tau apa-apa, atau yang memang sengaja bikin kacau, dengan cepat menyebarkannya di medsos.

Tak heran, kalau Direktur Jenderal Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Rosarita Niken Widiastuti, mengatakan, 92,60 persen sumber hoax atau berita bohong berasal dari media sosial (medsos).

“Di media sosial, kebebasan pers dimanfaatkan orang untuk tujuan-tujuan tertentu, sehingga seolah-olah kebebasan pers adalah bebas-sebebasnya tanpa aturan, tanpa etika sama sekali,” kata Niken dalam diskusi publik dengan tema “Hantam Hoaks Dengan Keterbukaan Informasi” dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di Padang, kemarin.

KETERGANTUNGAN MEDSOS

Niken mengungkapkan, setiap orang terkoneksi dengan gadget atau medsos hampir sembilan jam dalam sehari, jadi aktivitas yang lain dilakukan di sela-sela melihat gawai. “Pekerjaan pokoknya melihat gawai, yang lainnya adalah sampingan,” katanya.

Faktanya di internet, empat dari sepuluh orang aktif di media sosial, baik tua maupun muda, dan nyatanya manusia hanya tahan untuk tidak melihat ponsel hanya dalam waktu tujuh menit. “Ketika dilihat pada dunia nyata tidak ada kegiatan apa pun, namun di internet luar biasa sibuknya,” ujar dia.

Dalam satu menit terdapat 168 juta email yang beredar, 695.000 status Facebook, serta 98.000 cuitan Twitter. “Itu semua, merupakan kegiatan informasi yang beredar dan tersebar dari orang ke orang dari grup ke grup dan lainnya,” tambahnya.

Sedangkan, bentuk saluran hoax adalah tulisan sebanyak 62 persen, gambar 37,50 persen dan video 0,40 persen. Sumber hoax dari radio 1,2 persen, email 3,10 persen, media cetak 5 persen, televisi 8,70 persen, situs website 34,90 persen, dan lainnya. (TM-NET)

Sumber: beritasatu

Related posts

Leave a Comment