Jenazah KM Sinar Bangun Bisa Hancur Kalau Dievakuasi

jenazah korban

topmetro.news – Proses evakuasi KM Sinar Bangun yang tenggelam bersama ratusan jenazah penumpang di perairan Danau Toba, Sumatera Utara (Sumut), masih dilematis. Jika upaya penarikan kapal dilakukan, maka jenazah korban kemungkinan tercerai-berai dan tidak utuh lagi.

Bupati Simalungun JR Saragih mengemukakan hal tersebut saat melakukan pertemuan dengan Basarnas, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Polres Simalungun, PT Jasa Raharja, TNI bersama keluarga korban di Balai Harungguan Djabanten Damanik Pematang Raya, Kabupaten Simalungun, Minggu (1/7/2018).

Dalam pertemuan itu, turut hadir pemuka agama seperti pastor, ustaz, pendeta maupun suster. Pertemuan yang dilangsungkan setelah makan bersama seluruh keluarga korban. JR Saragih mewakili pemerintah kembali menyampaikan belasungkawa atas musibah KM Sinar Bangun, 18 Juni 2018 kemarin.

Tubuh Korban Bisa Hancur

Saragih mengatakan, ada 164 penumpang kapal yang belum ditemukan dalam musibah kapal tenggelam tersebut. Sebanyak 21 orang dinyatakan selamat dan beberapa orang ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa di perairan Danau Toba. Pencarian masih dilakukan di hari ke-14.

“Jika penarikan tetap dilakukan, termasuk menggunakan pukat, maka tubuh korban akan hancur. Apalagi, kondisi mayat korban telah membusuk. Saya menyampaikan ini supaya keluarga korban memahami kondisi seperti ini. Butuh keikhlasan dari seluruh keluarga korban,” katanya.

Menurutnya, musibah yang mengakibatkan KM Sinar Bangun tenggelam setelah bertolak dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, menuju Pelabuhan Tigaras di Parapat, Kabupaten Simalungun, juga dirasakan pemerintah.

Bahkan, Pemkab Simalungun mengibarkan bendera setengah tiang untuk mengenang tragedi itu.

“Sesungguhnya mereka yang hilang dan tewas dalam musibah tersebut, sudah bersama Tuhan sesuai dengan imannya masing-masing. Kami turut berdukacita dan mengharapkan keluarga korban tidak larut dalam kesedihan dan kesusahan,” sebutnya.

Monumen KM Sinar Bangun

Sementara itu, Pemkab Simalungun akan membangun monumen Tragedi Kapal Motor (KM) Sinar Bangun yang tenggelam setelah bertolak dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, menuju Pelabuhan Tigaras di Parapat, Simalungun.

“Monumen tragedi KM Sinar Bangun ini akan kami bangun di Pelabuhan Tigaras. Proses pengerjaannya dimulai, Selasa (3/7/2018),” ujar JR Saragih.

Kepala daerah yang akrab dengan panggilan JR itu mengatakan, monumen yang mau dibangun pemerintah itu nantinya berbentuk KM Sinar Bangun. Dalam monumen itu akan ditampilkan 188 nama penumpang kapal sebelum tenggelam.

“Seluruh nama penumpang dan tanggal kelahirannya akan dicantumkan dalam monumen tersebut. Nama penumpang yang selamat juga kita sertakan. Monumen ini kita buat untuk bisa dikenang. Kita bangun karena kita turut berduka atas musibah ini,” katanya.

Bantuan Tanda Belasungkawa

Menurutnya, Pemkab Simalungun juga akan memberikan bantuan sebagai tanda turut belasungkawa kepada seluruh keluarga korban penumpang yang tenggelam di Danau Toba. Bantuan itu sebesar Rp2 juta untuk setiap korban kapal tenggelam.

Bantuan itu tidak termasuk bantuan dari Kementerian Sosial sebesar Rp15 juta, dan pihak Jasaraharja sebesar Rp50 juta.

Menurutnya, musibah KM Sinar Bangun yang tenggelam di Perairan Danau Toba bukan semata karena lemahnya pengawasan. Masyarakat pun harus menyadari bahwa kejadian ini merupakan bagian dari takdir yang tidak diketahui.

“Sebenarnya, proses angkut penumpang kapal yang melebihi kapasitas ini sudah berjalan sangat lama. Namun, kejadian naas itu terjadi 18 Juni 2018 kemarin. Kita tidak mengetahui kapan takdir (bencana) itu terjadi,” sebutnya. (TM-RED)

sumber: beritasatu.com

Related posts

Leave a Comment