Lain Padang, Lain Belalang! Begitulah Peribahasa yang Cocok untuk Yogya dan Medan

Lain padang, lain belalang! Begitulah Peribahasa yang Cocok untuk Yogya dan Medan

topmetro.news – Percaya atau tidak, jika kita memasuki kawasan Malioboro di saat musim liburan sangat padat. Ada delman, ada becak, ada sepeda bahkan bus Trans Jogja ikut membuat kawasan ini macat. Namun, wisatawan tidak akan pernah mendengar suara klakson, apalagi teriakan dan sumpah serapah dari pengguna jalan raya yang ingin mendahului satu sama lain.

Fenomena budaya antri, sabar dan semeleh warga Ngayogyakarta ini tidak hanya tercermin di Malioboro saja, tetapi hampir di pelosok bumi Mataram ini.

Apa kata Wakil Walikota Yogyakarta Drs. Heroe Poerwadi, MA mengenai fenomena tidak terbiasa warganya menggunakan klakson kendaraannya untuk saling mendahului sesama pengguna jalan raya.

“Warga Yogya jarang membunyikan klakson kendaraanya, karena kebiasaan dan budaya antri di jalan raya dan di berbagai fasilitas umum,” kata Heroe kepada Top Metro News Medan seusai pembukaan Coaching Clinic Time Relly Protect di Hotel Ruba Graha, Minggu, 25 April 2021.

Budaya antri ini, berdasarkan pantauan Topmetro.news juga terlihat saat warga Yogya membeli Gudeg di pedagang kaki lima. Tanpa diperintah, para pembeli membuat barisan memanjang hanya untuk sebungkus gudeg.

“Insya Allah budaya seperti ini bisa menjadi contoh dan tauladan bagi warga Medan. Kebiasaan warga Yogya dalam berkendara di jalan raya hanya sekadar say hello,” kata dia.

Menurut Heroe, semua kendaraan dari berbagai penjuru tanah air ada di kota Yogyakarta. Karena semua mahasiswa dari Aceh sampai Papua ada di sini. Namun, mereka cukup visa beradaptasi dengan budaya di Yogya.

50 Mobil Peserta Time Relly

Sementara itu sebelumnya 50 mobil peserta Time Relly dilepas Wakil Walikota Heroe didampingi
Menurut dia, Time Relly ini juga bertujuan untuk mengakrabkan keluarga.

“Relly ini bukan semata mata untuk pamer mobil. Tetapi kegiatan ini juga mempromosikan destinasi wisata di Yogya,” kata Heroe.

reporter | Surya Atmaja

Related posts

Leave a Comment